Cantik itu menurutku awet untuk dipertahankan, kawan hayal lenyap dalam peraduan....
Sementara manis itu akan terkikis habis diminum penikmat kopi yang menyisakan hitamnya ampas kehidupan....
Tengok saja kopi itu, tersisa ampas pada gelas mungil ketika ku sruput sedari hangatnya kuku, kali ini gelas kaca mungil itu bergambar cangkir, tetapi bukan buat diteguk....
Gambaran kecantikanmu kian awet lamanya hingga penghuni langit cemburu dibuatnya....
Baca juga:
Aku Jatuh Cinta Kepada CEO Cantik
|
Seedari tadi mata rentaku tak berkedip menatap binar bola matanya, sementara jari jemariku yang sedari tadi belum tuntas menuliskan kisah bidadari dari dunia maya....
Tak bertatap mungkin juga tak berharap muluk setinggi gunung puncak jaya, tetapi apalah daya rautku malah lusuh dengan berita politik, berita sampah dengan segala permasalahannya .....
Memang benar ya, bahwa cantik itu awet bagiku....
Dan...
Memang manisnya terkikis habis, menyisakan ampas kepahitan hidup...
Aku hanya terperanga, berkhayal mencium cantiknya bidadari dunia maya...
Ah...tersadar, rupanya aku hanya bisa menulis saja, tak jagoan berkoar-koar diluaran sana...